Sabtu, 20 November 2010

Hari Kedua Puluh. Masa Itu.

Aku rindu bicara-bicara teori itu. Aku rindu bicara-bicara dukungan dan malam-malam tanpa tidur. Aku rindu hidup serba apatis dan kericuhan-kericuhan kecil yang aman. Aroma malam-malam kelelahan dengan suka ria dan asap gas kendaraan umum. Tidur dengan punggung tertopang kuat oleh sahabat- sahabat. Sikat gigi yang memang terlupakan. Keramas yang ditunda-tunda. Mandi yang dihitung-hitung. Duduk diskusi kosong di tempat makan perempatan jalan. Yang lampunya menyala dua puluh empat jam. Atau kadang berpindah dengan nyala petromaks di pinggir jalan. Agak sedikit lebih jauh dari si dua puluh empat jam. Dengan kotak-kotak penuh mie dan keju. Cangkir-cangkir penuh idealis dan pikiran-pikiran penuh mimpi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar