Selasa, 09 November 2010

Hari Kesembilan. Tentang Akar.

Akar berulang tahun hari ini.
Bagaimanapun Ia tetap akar bagi saya. yang mengajarkan kesunyian dan diam. Sampai saya buatkan buku khusus kesunyian untuknya. Siapa tahu Ia mau menulis atau menggambarkan tentang kesuyian-kesunyian yang Ia pelajari. Ia bisa pakai buku kesunyian itu. Dengan sampul hitam yang saya sendiri bingung mau ditambah apalagi. Karena sunyi itu hitam bagi saya. Dangkal memang. Tapi tak ada yang sanggup menggambarkan kesunyian lagi selain kekosongan. Saya bingung mau menambah apa pada sampulnya. Saya takut kesunyian itu terganggu. Jadi ramai. Dan akar tidak suka keramaian. Maafkan pengetahuan saya. Itu hadiah ulang tahun setahun yang lalu.

Masih ingat kala-kala kami membahas kesunyian di lapangan rumput hijau itu. Duduk sepulangnya saya dari kota hayat saya. Miniatur Borobudur buah tangan saya. Padahal saya perginya ke Prambanan. Aneh, tapi saya ingin menceritakan cerita kereta-kereta itu padanya. Kesan kuat yang dia bawa. Seperti penerbangan Parahyangan yang terakhir. Yang saya lewatkan. Tapi Ia tangkap. Kereta lagi-kereta lagi. Tapi saya selalu suka kereta api. Dan pesan-pesan yang saya kirimkan di atas kereta api. Salam untuk setiap kota yang saya lewati. Kini mereka berselimut debu Merapi. Kotak harta karun itu. Kenangan di bawah sadar saya. Ikatan batin saya yang saya sendiri tidak tahu datangnya darimana.

Akar ini membawa imajinasi-imajinasi itu. Entah karena kesunyiannya atau karena kekosongannya. Ia tetap akar bagi saya. Entah kenapa kesan itu melekat erat padanya. Diskusi malam-malam sepulang menonton di bawah pohon. Membahas tentang kesunyian yang nyaman. Tak pernah saya mendengar akar berbicara sebanyak itu. Saya berharap akar segera menemukan kesunyian yang nyaman itu. Karena kesunyian saya milik saya sendiri. Akar tidak akan bisa merebutnya sampai Ia memutuskan kesepiannya sendiri. Bicara apa saya ini. Hanya kekosongan yang keluar. Saya mengira-ngira hal yang tak pernah terjadi. Akar pasti tertawa. Ini teori busuk yang tidak akan pernah Ia percayai. Kosong itu absolut kan? Jangan tertawa. Saya menungggu-nunggu saatmu datang, hey akar!! 

Ayo cepat tumbuh. Supaya saya bisa mencuri sedikit buah kesunyianmu. Dengan bibit-bibit kesepian yang disebar di sekelilingnya. Dan akar masih berkarya. Sibuk sendiri.

Selamat ulang tahun, Akar. Ini saya menari.



gambar dari film Under The Tree oleh Garin Nugroho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar