Rabu, 18 Mei 2011

Menunggu Empat Bulan.

Menunggu empat bulan itu lama. Setelah Saya mencatat berbagai rencana dan mimpi. Setelah melewati akhir minggu yang ajaib. Menghabiskan suara di malam-malam nyaman bersama sahabat. Melihat mimpi di depan matamu. Kenyamanan itu menggelora di dalam dadamu.

Saya berlutut mencari jejak. Mencengkeram kuat dinding kereta demi lintasan bayangan yang kuharap tak pernah hilang. Tapi awal minggu selalu datang. Mencekikmu dengan selingan dokter yang membawa tang. Mencabut yang terselip di sela-sela tenggorokan. Mencuri suaramu. Malam-malam nyamanmu.

Empat bulan itu kelak akan raya. Kau akan berdiri di sana sesuai keinginanmu. Saya jaminannya. Karena sahabat itu setia. Mimpi itu tidak akan berlalu. Selama dadamu masih bergelora. Empat bulan pasti akan terasa  lama. Gelora dalam dadamu masih menyala-nyala. Tunggu dan menarilah.