Maaf, Ia tidak mencatat berlibur ke Sidney, Paris, atau bahkan Singapur kedalam jadwal liburannya. Tapi Ia menaruh Yogja dan Bali dalam jadwal liburannya agar bisa berlatih menari, sisanya berdiam di rumah.
Maaf, Ia tidak merokok, paru-parunya sudah penuh dengan asap Anda
Maaf, Ia tidak minum-minuman aneh-aneh yang Anda sebutkan jenis-jenisnya itu kemarin malam. Yang tugasnya memberi warna pada kepala kosong.
Maaf, Ia bukan musisi, bukan artis, ataupun model yang cantik, gaya, dan tampil di panggung besar dengan efek pencahayaan spektakuler. Ia seorang penari tradisional. Pencahayaan yang dipakai temaram dan bersahaja. Penontonnya tertib dan sopan.
Maaf, Ia tidak mendengarkan jenis musik Anda.
Maaf, Ia tidak seberani dan sekuat itu. Tapi Ia punya prinsipnya sendiri, itulah kenapa Ia masih tidak berkenan terhadap Anda dan apa yang telah Anda lakukan terhadapnya.
Maaf, Ia tidak kenal banyak teman-teman Anda. Yang lampu-lampu kelilipan di balik punggung-punggungnya.
Maaf, Ia tidak tinggal dan tumbuh di kota besar. Ia hanya dibesarkan di kota berjaring laba-laba ini, dengan keteraturan Jawa yang sederhana. Kesopanan yang paling murni dari Ayah dan Ibunya.
Maaf, sekarang Ia tinggal di daerah pinggiran kota. Pelosok. Yang setiap pulang harus berdesakan dalam kendaraan rakyat. Meninggalkan zona nyamannya dan mengerjakan pekerjaannya.
Maaf, Ia belum punya mobil sendiri. Tidak menambah-nambah polusi dan kemacetan.
Maaf, Ia tidak punya banyak kata dalam bahasa Inggris. Karena Ia orang Indonesia, dan suka menulis dengan bahasanya sendiri.
Maaf, kalau Ia tidak sepintar itu, tidak seaktif itu, dan tidak punya banyak teman-teman keren yang hidupnya seperti Anda juga.
Ya, Ia tidak hidup seperti Anda, hanya informasi tambahan saja.
Terima kasih.
gambar dari Buku "Monggo Mampir : Mengudap Rasa Secara Jogja" oleh Syafaruddin Murbawono |
huhauhauahuhauha, NICE ONE baby ;DD
BalasHapusaku jadi teringat dengan ide yang sempat muncul tapi belum aku kembangin hihi, tulis ah besok :*
huahahaha...dapet pointnya, kay??hoho..
BalasHapusini idenya lama pas lagi dendam-dendamnya, tapi ditulis saat udah ngga dendam rasanya jauh lebih menyenangkan..;p