Rabu, 28 Desember 2011

Hari Kedua Puluh Delapan. Kalian.

Tiga hari yang terakhir. Bagai mengejar yang tak terlihat. Kuhubungi kalian. Kumohon datanglah. Ada banyak permintaan maaf dan terima kasih yang belum juga usai. Ingin bertemu dan berbincang sehari semalam. Seperti dulu. Waktu kita masih menanggung beban pendidikan. Ada waktu-waktu kita tak peduli pada dunia. Tak peduli pada masalah. Merasa seluruh dunia berputar di tangan kita. Dengan waktu yang tak terbatas. Kita selalu bersama dan tak akan hilang.

Apa kabar kalian? Ada waktunya kita akan berkumpul kembali. Seperti dulu. Namun entah kapan akan terwujud. Dengan formasi lengkap dan rencana yang mendadak tapi selalu menyenangkan. Dengan keadaan tak tahu arah dan kebanyakan waktu luang. Bingung menentukan langkah, tapi ada yang harus diselesaikan. Menunda yang menyenangkan. Batas waktu yang menyebalkan. Kalian masih disana?

Tentu tidak.. Kita semua melangkah. Kamu melangkah. Aku melangkah. Semua. Kita sama-sama melangkah, maju ke depan. Menjalani hidup masing-masing. Yang sekarang ada batasnya. Ada kadar kelelahan di dalamnya. Dipenuhi juga batasan-batasan baru yang diciptakan sendiri. Betapa membosankannya. Betapa menyebalkannya. Tapi tidak pernah sia-sia. Tidak ada yang tak bermakna. Setiap langkahmu ada maknanya. Setiap ayunan tanganku ada maksudnya. Kau dan aku. Kita. Dan dunia.

Kumohon datanglah. Kita berkumpul hari ini. Kita akan berbincang sampai larut malam dan pagi kembali. Kita akan bicara tentang dunia. Yang ternyata ada batasnya. Ada usianya. Ada makna orang-orang lain di sisi-sisi lain. Bukan hanya kita yang berdiri di atas sini. Mereka. Dia. Semua. Kalian sudah melihatnya kan? Batasan-batasan itu masih di depanmu? Tabraklah, kumohon. Kalian tahu batasan itu hanya kita buat sendiri.

Ingat?

Dulu hampir tak ada batas-batas itu. Cakrawala hanya ada di ujung laut atau di bawah gunung. Tempat kita melarikan diri. Tempat kita berlibur. Bersama-sama. Kalian ingat? Masa-masa penuh tawa dan tangis yang hanya kita yang tahu maknanya. Batas-batas itu lebur jadi satu. Tak pernah ada menghadang kita. Karena kita bersama. Aku. Kalian. Kita.

Kumohon. Datang dan tabraklah batas-batas itu. Aku masih ingin dengar mimpi-mimpi liarmu. Imajinasi-imajinasi tanpa batasan milikmu. Semuanya. Yang hanya kita yang punya. Yang akan kita wujudkan satu-satu. Tanpa batasan. Akan kita buat semuanya jadi nyata.


Tanpa kalian aku hanya gumpalan penuh tanya dan kebodohan. Yang bakal mati tanpa sempat tahu apa-apa.


2 komentar:

  1. Baca tulisan ini jadi teringat kawan kawan lama. Dan membuat rindu untuk berkumpul dan bercerita lagi. Blognya mbak bagus. Membuat saya jadi ingin menulis lagi. Setelah lama sempat lupa dengan tulisan hehe... Terima kasih mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama. Selamat berinspirasi, selamat menulis kembali :)

      Hapus