Setiap pukul delapan dia menarik diri dari dunia nyata. Merekalah yang menjaga pikirannya tetap waras. Kerendahan itu. Tiap kali Ia menengok berwarnanya dunia yang lain. Ia bilang pada dirinya sendiri. Jer basuki mawa beya. Maka berteduh Ia dibalik redup abu-abu itu. Mungkin sedikit merah dan biru. Tapi sedikit saja. Ia takut terlena. Sudah berapa latihan yang Ia lewati. Jangan pernah percaya pada keringanan. Apalagi menyenderkan tubuhmu padanya. Redup abu-abu itu kini. Namun kau punya banyak makna di dalamnya. Kalau kau tidak percaya coba saja buka buku tentang warna karya Shigenobu Kobayashi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar