Minggu, 25 Desember 2011

Hari Kedua Puluh Lima. Pagi.

Sudah tinggal enam hari lagi. Diiringi doa sepanjang hari. Tapi satu hari ini aku ingin menyempatkan diri mengapresiasi pagi kembali. Dia yang sudah lama menemani hari-hariku. Pagi yang selalu membangunkanku. Mengingatkanku akan tugas hari ini. Supaya berjalan terus kakiku. Langkahku.

Pagi kali ini aku berdoa supaya pagi tetap terbit. Jangan hujan. Biar tetap cerah. Supaya semangat orang-orang untuk kembali beraktivitas. Semoga pagiku juga tidak kalah semangatnya. Walau hanya tersisa enam hari lagi aku bertemu pagi. Kuharap tak berkurang indahnya. Cintanya.

Karena pagi memberiku kunci-kunci baru setiap harinya. Kunci menuju ruang-ruang baru di hatiku supaya tetap terbuka. Tetap sabar dan tulus hati. Belajar berkompromi dan konsistensi. Pagi selalu mendorongku supaya lebih baik walau kadang lelah emosi ini. Kadang menyerah pada hormon. Pembelaan gender dan semacamnya. Tapi pagi selalu ada. Membuka hatiku. Supaya tetap berpijak. Membantuku mengingat supaya jangan percaya pada sedikit keringanan.

Hidupku akan berbeda tanpa pagi. Sinarnya yang benderang dan menyegarkan. Kuharap enam hari ini pagiku akan selalu cerah. Jangan hujan. Biar tetap terbit. Supaya semangat semua orang. Ibuku dan kakak-kakakku.

Pagiku. Sampai jumpa lagi. Terima kasih untuk selalu bersinar. Jangan hujan, ya.. :')

courtesy of Arief Maulana Fajrin 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar