Setelah sekian lama tidak menari, kaki-kaki itu mungkin akan sedikit kaku. Jangan lupa mendhak supaya kuat pijakanmu. Turunkan pandanganmu, supaya tak kau lihat hal-hal buruk itu. Cukup rasakan dengan hatimu. Biarkan mengalir menuju jemarimu. Ngruji. Ukel. Seblak sampurmu. Rasakan kekuatan dari tanganmu sendiri.
Lumaksono.
Melangkah kakimu. Satu persatu sesuai iringan gamelan.
Kempyang.
Kethuk.
Kempul.
Kenong.
Gong.
Sembahan. Menyembah Tuhanmu. Berterima kasih kau diberi raga untuk menari. Terima kasih kau bisa mendengar iramanya. Terima kasih kau masih bisa merasa.
Rasakan alirannya lewat jemarimu. Kau menyembah Tuhanmu. Kau berterima kasih pada Tuhanmu. Kau berdiri di atas pijakanmu sendiri. Merasakan tanah di bawah kakimu.
Lalu aku merasa hidup. Menari itu hidupku. Maka kubiarkan hari ini kuhabiskan untuk menari. Tanda bersyukurku pada Tuhanku yang memberiku raga, irama, dan rasa yang membuatku menari.
"Setiap pekerjaan tidak luput dari doa yang dipanjatkan"
(dari sini)
Menariku hari ini. Setelah sekian lama tidak menari. Sedikit saja. Biar lemas kaki-kaki ini.
[Pena dan cat air di atas kertas concorde] |
Keterangan:
Beksan: Tarian
Mendhak: Posisi tubuh saat menari Jawa.
Ngruji,Ukel, Seblak : Posisi tangan dalam tarian Jawa.
Sampur: Selendang untuk menari
Lumaksono: Siaga /siap, dalam gerakan tarian, semacam pola langkah.
Kempyang, Kethuk, Kempul, Kenong, Gong : Berbagai macam instrumen Gamelan.
Sembahan : Gerakan dalam tari dengan posisi tangan seperti menyembah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar